Saudaraku, kita semua tentu tidak ingin sakit. Tapi ingatlah bahwa segala yang terjadi di alam fana ini telah digariskan oleh Rabb Yang Mahabijaksana. Adanya bencana, musibah, sakit, semuanya adalah ketentuan Allah Subhana wa Ta’ala.

Allah berfirman:
Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (QS. Al-Hadid:22)

Musibah adalah sunnatullah bagi seluruh manusia, sampai orang yang paling mulia pun merasakannya. Para nabi dan rasul, mereka adalah orang yang paling berat cobaannya. Semakin kuat keimanan seseorang maka akan semakin bertambah pula cobaannya. Bahkan Rasulullah, manusia yang paling mulia di sisi Allah, juga diberi cobaan. Cobaan secara umum adalah isyarat kebaikan dan bukan pertanda kejelekan.

Akan tetapi, sakit yang kita rasakan, kesedihan yang merana di dalam hati, janganlah membawa kita berburuk sangka kepadaNYA, insya Allah segala yang sulit akan menjadi mudah, rasa sakit akan terasa ringan. Jika kamu sakit, berbaik sangkalah selalu kepada Allah karena Allah akan menuruti persangkaan seorang hamba. Jika Allah Ta’ala mengetahui ketulusan dan kejujuran niatmu dalam berprasangka baik, maka engkau akan merasakan ketenangan jiwa dan ketentraman.
Sebaliknya apabila engkau menuduh bahwa Allah tidak mengasihimu, tidak kasihan padamu, maka tidak mustahil sakitmu akan bertambah parah. Pahamilah wahai hamba Allah.

Saudaraku. . .
Apababila kita sedang terbaring skit, dan kita melihat orang-orang di sekitar kita berjalan dengan sehatnya, tentu kita ingin seperti mereka bukan? Harapan seperti itu adalah wajar, karena kita semua ingin sehat dan tak ingin sakit. Namun, janganlah engkau bersedih dengan penyakit yang menimpamu. Bersabarlah dan carilah pahala dengan sakitmu.
Insya Allah. . .